Baiti Jannati, sebuah pondok pesantren yang berdiri sejak tahun 2018. Berawal dari aktivitas pengajian sore bagi anak-anak, yang berada di salah satu kontrakan bertempat di Cikundul Recidence. Sejak tahun 2019, jumlah santri kian bertambah banyak. Saat ini terdapat 231 anak yang bermukin di sana, dimana seluruhnya berasal dari keluarga yang tidak mampu.
Sebagian anak yatim, anak –anak terlantar yang di tinggalkan keluarganya, juga para duafa menjadi penghuni di pesantren tersebut. Sebagian santri sejak berumur 5 tahun sudah ditinggalkan oleh kelurganya. Mereka menetap di pondok hingga kini berusia 16 tahun. Pesantren ini tumbuh membangun ruangan demi ruangan dengan dana terbatas. Itupun berasal dari pendiri pesantren, Ustadz Faiz yang sudah seperti ayah bagi para santrinya.
Sejak awal pesantren ini didirikan, Ustaz Faiz mengiginkan pesantren ini gratis untuk mereka yang membutuhkan. Dengan segala keterbatasan pun, Ustadz Faiz tetap menerima santri-santri yang di titipkan. Kondisi saat ini, banyak dari para santri bahkan tidak pernah pulang, tidak pernah ada yang menjemput, bahkan tidak tau lagi dimana keluarganya. Mereka menjadikan Baitu Jannati sebagai rumah satu-satunya yang menerima kehadirannya.
Beban operasional sekolah pun kian membengkak, namun Pesantren Baiti Jannati terus berjuang memenuhi kebutuhannya dengan mengembangkan usaha produksi tempe, sambal dan unit usaha koperasi. Namun hanya bisa menutupi kebutuhan 30% untuk opersional pesantren.
Ustadz Faiz dan keluarganya, seringkali mengurungkan niat untuk memenuhi kebutuhan pribadi demi para santrinya agar tetap makan dengan baik. Meski begitu sulit untuk mewujukan makanan bergizi untuk anak-anak terlantar itu. Sahabat, dengan segala perjuangan Ustadz Faiz dan keluarganya, mari tidak berlepas tangan dan saling mengulurkan bantuan. Para santri yatim piatu, duafa dan terlantar itu juga tanggungjawab kita.
source : dtpeduli.org/ponpesbaitijannati